Renungan Simulakrum
oleh Fendhi Birowo pada 25 Februari 2011 jam 21:09
26 Juni 2008
Kita begitu dekat. Sedekat hatiku dan hatimu. Ada perasaan yang menakjubkan ketika menatap matamu, ketika mendengar suaramu, atau bahkan ketika melihatmu diam sembari tersenyum kearahku. Senyummu berbicara melebihi apa yang selalu ingin kuketahui. Nafasku melangkah, memburu, kemudian melega seiring eskalasi rasa yang kau ucapkan. Ada perasaan damai disana, hangat, bahkan tanpa sentuhan fisik sekalipun. Pada titik ini, q merasa sangat beruntung pernah menjalani hari yang indah bersamamu.
Caramu memelukq, jelas bukan pelukan biasa. Caramu menggenggam tanganq, jelas bukan genggaman tangan biasa. Caramu menciumq, jelas bukan ciuman biasa. Indah. Aku sendiri tak tahu pasti, kata apa yang lebih tepat menggambarkan perasaanku padamu selain kata itu.
Kita tak pernah tahu, takdir macam apa yang menunggu kita di depan sana. Namun satu hal yang pasti, aku pasti selalu ada disana untukmu…
oleh Fendhi Birowo pada 25 Februari 2011 jam 21:09
26 Juni 2008
Kita begitu dekat. Sedekat hatiku dan hatimu. Ada perasaan yang menakjubkan ketika menatap matamu, ketika mendengar suaramu, atau bahkan ketika melihatmu diam sembari tersenyum kearahku. Senyummu berbicara melebihi apa yang selalu ingin kuketahui. Nafasku melangkah, memburu, kemudian melega seiring eskalasi rasa yang kau ucapkan. Ada perasaan damai disana, hangat, bahkan tanpa sentuhan fisik sekalipun. Pada titik ini, q merasa sangat beruntung pernah menjalani hari yang indah bersamamu.
Caramu memelukq, jelas bukan pelukan biasa. Caramu menggenggam tanganq, jelas bukan genggaman tangan biasa. Caramu menciumq, jelas bukan ciuman biasa. Indah. Aku sendiri tak tahu pasti, kata apa yang lebih tepat menggambarkan perasaanku padamu selain kata itu.
Kita tak pernah tahu, takdir macam apa yang menunggu kita di depan sana. Namun satu hal yang pasti, aku pasti selalu ada disana untukmu…
0 Luppi Comments:
Post a Comment